Minggu, 23 November 2014

Peter Says Denim

 

Peter Firmansyah, tahu siapa dia? yap! benar sekali. Dia adalah pendiri sekaligus pemilik brand jeans asal Bandung (kawasan Cigadung) bernama PETER SAYS DENIM. Karir Peter di mulai pada tahun 2008 dengan meluncurkan produksinya. Alhasil, produk Peter langsung menembus pasar dunia.


Peter Firmansyah pun mengalami masa suram. Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan. Pernah mereka tak mampu membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya. ”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung,” kata Peter. Sewaktu masih SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian di Cibadak, yang oleh warga Bandung di pelesetkan sebagai Cimol alias Cibadak Mall, Bandung. Di kawasan itu Peter Firmansyah berupaya mendapatkan produk bermerek, tetapi murah. Cimol saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu terkenal sebagai tempat menjajakan busana yang dijual dalam tumpukan. Sewaktu masih sekolah di SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, Peter juga sempat belajar menyablon. Ia berprinsip, siapa pun yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan guru. Selain itu, Peter juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket. Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Widyatama, Bandung. Namun, biaya masuk perguruan tinggi dirasakan sangat berat, hingga Rp 5 juta.


Uang itu pemberian kakeknya sebelum wafat. Tetapi, tak sampai sebulan Peter Firmansyah memutuskan keluar karena kekurangan biaya. Ia berselisih dengan orangtuanya perselisihan yang sempat disesali Peter karena sudah menghabiskan biaya besar. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, Peter Firmasnyah kemudian mulai berkerja di pabrik yang membuat produk Rusty, Volcom dan globe. Dari situlah Peter Firmansyah mulai belajar tentang pemilihan produk, pembuatan, hingga pemasaran produk. Pada tahun 2005, Peter Firmansyah kemudian nekat membuat produk jeans dengan nama Defense berbekal pengalaman yang ia dapat dari pabrik pembuatan produk produk terkenal namun singkat cerita produk buatannya gagal dipasaran.

Peter Firmansyah juga seorang pemain band, dan dari band-nya "Peter says sorry" itulah kemudian Peter punya banyak kenalan musisi dan tahu bagaimana kebutuhan musisi terutama band-band rock untuk tampil di sebuah stage. Dan memang pengalaman adalah guru yang terbaik. Pekerjaan yang dimulai dari bawah akan lebih banyak memberi ilmu, dan membuat kita bergerak terus ke atas daripada mereka yang kemudian sudah start dari atas. Yang ada justru kebanyakan mereka collapse dan jatuh ke bawah. Alasannya jelas, mereka tidak tahu apa yang dibutuhkan di bawah, karena sebenarnya pusat dari sebuah produksi adalah bagaimana kinerja mereka yang di bawah.

PSD lahir dari perkawinan antara musik dan fashion. Peter juga menjabarkan bahwa PSD sebagai sebuah 'brand denim rock'. Pasalnya  PSD banyak meng-endorse band-band internasional maupun lokal beraliran rock. Misalnya saja Silverstein dari Kanada, August Burns Red dari Amerika, Not Called Jinx dari Jerman, dan masih banyak lagi. Sementara itu ada juga Superman Is Dead, St. Loco, Rocket Rockers, serta sederet band asal Indonesia lainnya. Maka dari itu, PSD selalu di sandingkan dengan merek-merek kelas dunia seperti Gibson, Peavy, Fender, Macbeth, Vans, Volcom dan lainnya.


Ada dan 'Nendang!'

Kelahiran PSD sebagai kolaborasi antara fesyen dan musik memang tidak bisa dilepaskan dari kiprah Peter sebagai seorang musisi. Pada tahun 2005 dia membentuk sebuah band yang bernama Peter Say Sorry. Dari sana perpaduan antara fashion dan musik pertama kali muncul, ketika itu Peter mulai merancang sendiri jeans untuk bandnya.

“Kenapa jeans karena gua suka jeans, dan gua juga tau tentang jeans (produksinya). Karena dulu gua 'main' di konveksi. Sama juga, kenapa musik karena gua suka musik, dan gua juga tau tentang musik” terang Peter.

Sebelum akhirnya membuat brand PSD, Peter lebih dulu membuat jeans untuk orang lain, sebagai vendor untuk berbagai merek jeans. Hal itu membuat Peter semakin paham mengenai seluk beluk produksi jeans. Tapi sebenarnya, dari tahun 2005 hingga 2008 itu Peter sudah mulai merintis ide untuk membuat jeans dengan brand-nya sendiri.

Pemikiran untuk go international memang sudah menjadi tujuan Peter sejak meluncurkan PSD. Menurutnya untuk menggarap pasar lokal justru sulit pada masa itu, karena ketika itu industri pakaian tengah maju pesat. Distro, produksi pakaian lokal, khususnya di Bandung sedang marak dimana-mana. Untuk itu dia menginginkan sesuatu yang berbeda, dan optimis saja jika usahanya akan berhasil.

“Waktu itu belum ada yang berani memasarkan produknya ke luar negeri” ungkapnya.

Dengan konsep online store, pasar luar negeri terutama Amerika dan Kanada dapat menerima produk-produk PSD. Dampaknya tidak hanya pada penjualan saja tapi justru lebih dari itu, menurut Peter orang-orang jadi terbuka matanya terhadap Indonesia.

“Mereka bilang 'Oh Indonesia hebat bisa buat yang kaya gini'. Mereka jadi tau kalau di Indonesia juga kita bisa buat yang kaya gini (celana jeans). Di kita (Indonesia) gak harus banyak lagi, (karena) kalau di Cina kan harus partai besar”  papar Peter.

Untuk distribusi di kawasan Amerika bagian utara itu PSD kini bahkan memiliki kantor sendiri di Kanada. Sementara di Bandung, di kawasan Cigadung, PSD memiliki kantor dengan 15 orang pegawai. Disana Peter menunjukan salah satu slogan PSD, yaitu “Alive  and Kickin”

“Maksudnya kita bakal selalu ada, dan kita bakal selalu 'nendang!'” jelasnya.

Dan dari sana Peter melakukan dua “tendangan” sekaligus. “Tendangan” pertama menyadarkan pelaku industri kreatif dalam negeri karena bisa diterima di mancanegara. Sedangkan “tendangan” yang kedua adalah membuka mata dunia tentang potensi industri yang dimiliki Indonesia.


From Zero to Hero 
 
Pendapatan PSD yang mencapai ratusan juta rupiah saat ini tidak diraih begitu saja oleh Peter. Peter benar-benar berjuang untuk mendapatkannya dengan melalui berbagai masa sulit.

Sewaktu kecil perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Kehidupan ekonomi keluarganya yang sangat pas-pasan membuat keluarganya harus sampai berhutang untuk membeli makanan.


Kondisi tersebut kemudian tidak juga membaik, sehingga suatu waktu keluarga Peter bahkan tidak mampu membeli beras dan harus bergantung pada belas kasihan kerabat-kerabatnya.

”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung” papar Peter.

Walaupun begitu, semua kesulitan yang dihadapinya disaat dia beranjak dewasa tidak membuatnya patah semangat. Sewaktu SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian bekas di kawasan Cibadak. Disana Peter bisa mendapatkan produk bermerek dengan harga yang murah, sekalipun itu hanya pakaian bekas.
Semasa duduk di bangku SMA Negeri 1 Cicalengka Kabupaten Bandung, hasrat Peter terhadap pakaian bermutu tumbuh. Ketika itu juga Peter mulai belajar dari cara memotong bahan, menjahit, mendesain, bahkan hingga menyablon. Peter berprinsip siapa pun yang mengetahui cara membuat pakaian maka orang itu bisa dijadikan guru baginya.
“Saya sudah keluar rumah pisah dari orang tua sejak usia 19 tahun, terus (sejak itu) saya kost dan mulai bayar sendiri semuanya”

Lulus SMA di tahun 2003 itu Peter mulai mendapatkan penghasilan sendiri dengan bekerja sebagai pegawai distro. Disana Peter berkenalan dengan berbagai konsumen yang kebanyakan berasal dari kalangan berduit. Satu hal yang diperhatikan oleh Peter dari teman-temanya adalah mereka selalu menggunakan busana bermerk.

”Saya hanya bisa menahan keinginan punya baju bagus. Mereka juga sering ke klab, mabuk, dan ngebut pakai mobil, tapi saya tidak ikutan. Lagi pula, duit dari mana?” tuturnya.

Teman-temannya itu sering tampak bangga, bahkan bisa dibilang sombong dengan baju, celana, dan sepatu yang mereka pakai. Tapi kelakuan tersebut tidak membuat Peter kecil hati, justru hal tersebut melahirkan ide bagi Peter di kemudian hari.

”Perasaan bangga seperti itulah yang ingin saya munculkan kalau (nanti) konsumen mengenakan busana produk saya,” ujarnya.

Semasa menjadi pegawai tersebut Peter juga mulai mengumpulkan modal untuk usahanya kelak. Dia mulai menyisihkan gajinya untuk tabungan dan juga mulai menerima order yang dikerjakannya sendiri. Dalam sebulan rata-rata Peter bisa mendapatkan order membuat 100 potong t-shirt, jaket atau sweter.

”Gaji saya (sebagai pegawai) hanya sekitar Rp 1 juta per bulan, tetapi hasil dari pekerjaan sampingan bisa mencapai Rp 2 juta…” kenang Peter dengan bangga.

Sebenarnya selepas SMA Peter sempat mencicipi duduk di bangku kuliah, tapi kemudian dia memutuskan untuk keluar. Biaya perguruan tinggi dirasanya terlalu berat, apalagi dia harus menghidupi dirinya sendiri.
“Saya cuma kuliah 2 bulan awal. Saya pikir, sarjana juga untuk apa, buat status kawin. Sebenarnya saya terdesak juga, harus cari duit untuk makan. Saya memang dari awal coba (untuk) mandiri... Mungkin kalau anak muda lain masih ada yang mikir (bagaimana caranya) lulus kuliah, (dan) biasanya enggak mau berusaha sendiri, tapi pinginnya kerja di orang”

Sekalipun tidak menyelesaikan kuliahnya kini Peter sering diundang untuk mengisi seminar-seminar di kampus. Peter memiliki keinginan untuk bisa mendorong orang terutama anak-anak muda agar semangat membuka usahanya sendiri.

”Mau (itu) anak kuli, buruh, atau petani, kalau punya keinginan dan bekerja keras, pasti ada jalan seperti saya menjalankan usaha ini,” tegasnya.

Luar biasanya lagi sejak tahun 2007 Peter sudah membiayai pendidikan ketiga adiknya. Bahkan seorang di antaranya sudah lulus dari perguruan tinggi dan bekerja. Peter bertekad kedua adiknya yang lain juga harus bisa lulus menjadi sarjana. Untuk orang tuanya, Peter sudah bisa membelikan mobil dan merenovasi rumah mereka. Ada satu lagi keinginan Peter yang lain, yaitu mengongkosi orang tuanya naik haji.

”Kerja keras dan doa orangtua, kedua faktor itulah yang mendorong saya bisa sukses. Saya memang ingin membuat senang orangtua,” katanya.

Kolaborasi Demi Kolaborasi

Selain fokus menggarap jeans, PSD juga meluncurkan produk lain seperti t-shirt, jaket, topi, dan lain-lain. Setiap dua bulan sekali PSD melakukan penyegaran dengan meluncurkan produk-produk baru. Semua detil rancangan produknya diganti dan diperbaharui. Hal ini dilakukan Peter agar produk keluaran PSD tidak monoton dan mencegah beredarnya barang bajakan.

Agar produk-produk tersebut dapat diterima di pasar mancanegara, PSD memiliki strategi  untuk melakukan banyak kolaborasi dengan brand-brand besar.
“Kita sekarang ini melakukan kolaborasi dengan sebuah perusahaan drum terkenal bernama 'Truth'. Selain itu juga dengan 'Love For Glory', sebuah movement organisasi skateboard. Terus sama (perusahaan) clothing US 'I Got', juga sama 'To Die For', perusahaan tattoo clothing” sebut Peter.

Dengan merancang sebuah produk bersama tersebut, Peter menjelaskan bahwa hal itu merupakan cara terbaik supaya mereknya bisa terkenal. Tapi hal itu tidak di dapatnya dengan mudah, brand-brand yang sudah ternama itu tidak asal mau melakukan kolaborasi. Mereka setuju memilih PSD karena sebelumnya mereka sudah mengenal brand, mengetahui kualitas dan juga potensi yang dimiliki oleh PSD.

“Belakangan ini malah banyak perusahaan luar yang menawarkan kerja sama (kolaborasi) sama kita. Tapi kalau memang (brand luar itu) gak dikenal, buat apa?” tukas Peter.

Walaupun begitu, yang dilakukan Peter dalam kolaborasi tersebut bukan sekedar numpang beken saja. Peter juga belajar dari mereka, menganalisa mengapa merek-merek itu bisa terkenal, berteman dan bahkan kalau bisa bertanya langsung pada orangnya.

“Setiap malam gua ngobrol sama mereka, chatting, nanya disana yang lagi rame (ngetrend) apa. Gua nanya lu kenal sama si ini gak, kenalin dong, gitu” contoh Peter, “Gua juga terus mengikuti perkembangan, mengikuti up date”
“Anak band itu pergaulannya luas” lanjutnya, “Si ini kenal sama si ini, terus si itu kenal lagi sama yang lain. Terus berlanjut, dan karena hubungan baik, darisanalah semua  (seperti) 'menjamur' ”



Hebatnya, meski sering melakukan kontak dengan teman-temannya di luar negeri, Peter mengaku dia tidak terlalu pandai berbahasa Inggris. Bahkan untuk negosiasi langsung dan melakukan sebuah keputusan dengan perusahaan asing, Peter lebih percaya untuk mengutus anak buahnya yang memang orang asing. Sementara untuk komunikasi di internet melalui chatting, Peter mengatakan kalau dia masih cukup PD (percaya diri) karena masih ada jeda waktu untuknya berpikir dalam menggunakan bahasa Inggris sebelum membalas omongan orang lain.

Dari pergaulannya itulah ide-ide Peter bermunculan, dan darisana juga brand PSD semakin dikenal banyak orang. Menurut Peter apa yang membuat seseorang membeli sebuah merek jeans adalah bukan karena orang itu mengetahui kualitasnya, tapi orang itu mau mengeluarkan banyak uang karena merek itu terkenal. Dan itulah yang terus digalakan oleh Peter.  



Kebanggan Indonesia

Dengan melakukan banyak promosi di luar negeri, menurut Peter, pasar dalam negeri juga secara langsung ikut tergarap. Karena semakin merek PSD terkenal di pasar mancanegara, maka merek PSD pun semakin dicari oleh orang Indonesia.

“Fesyen itu selalu latah. Selalu saja harus ada yang jadi contoh pertama” komentar Peter.

Sementara itu mengenai produk lokal lainnya yang bisa bersaing di kancah internasional, Peter berpendapat itu mungkin sekali, asal para produsen itu harus bisa profesional dan bisa memenuhi standar internasional. Selain itu birokrasi di dalam negeri juga harus dipermudah, karena menurutnya hal itu sangat menghambat kreatifitas.

“Yang penting PD (percaya diri) kita. Mental kita. Produk kita bisa kok diterima dan dihargai sama orang luar. Setiap orang punya relasi, punya jalannya sendiri. Yang penting kita bisa dipercaya dan orang senang sama kita. Itu yang penting, kepercayaan” ungkapnya.

Peter beranggapan saat ini PSD masih baru 30%, masih banyak hal yang ingin dilakukannya. Dia ingin PSD menjadi merek jeans kebanggan masyarakat Indonesia, karena menurutnya hingga kini belum ada merek jeans lokal yang bisa seperti itu. Selain itu dia juga ingin produknya bisa mewakili  brand Indonesia di mancanegara.



BIOADATA
MEREK              : PETER SAYS DENIM
PEMILIK            : Peter Firmansyah
TTL                    : Sumedang, Jawa Barat, 4 Februari 1984
NAMA PERUSAHAAN    : CV. PETER GRUP
KANTOR                          : Jl.Cibeunying Hegar III No.9, Bandung 40191
TELP                                : (022) 2501364
WEBSITE                        : www.petersaysdenim.com
ONLINE STORE             : http://www.loserkids.co.id
OFFLINE STORE           :
Luar Negeri
•    CIVILIAN PRINTING AND APPAREL, 1 Queen st N, Kitchener, Ontario, N2H 2G7, 519.568.8942

•    THE TATTOO SHOPPE, 95 Manitoba St, Bracebridge, Ontario, P1L 2B3, 705.706-3361

•    THE CODE OF CONDUCT, 14 East 11th Street Chicago, Illinois, 60605 USA, Phone : 1(513) 460-6334 /1 (312) 929-2073

•    KILL THE MUSIC, Level 1, 161-163 Elizabeth ST, Brisbane, Queensland, AUSTRALIA 4000, PH (07) 30127751, web : www.killthemusicstore.com

•    27 HEAVEN MALAYSIA, Level 1 Cineleisure Damansara, Petaling jaya

Dalam Negeri
•    BUZZARD ROCK INDUSTRIES, Jl.Kemang Pratama Raya Blok MM 21B, Bekasi, Jawa Barat., Phone : +622182425856

•    MACBETH CONCEPT STORE MEDAN, Sun Plaza Medan, Ground Floor, Zainul Arifin No. 9 – 10 Medan 20152, Phone : +62614501267

•    STIGMATA BANDUNG, Ciwalk – Cihampelas, Bandung

•    GLAMROCK SURABAYA, Jl. Wijaya Kusuma No.17, Surabaya, Ph. 031-5346617

•    LOCO SHOP MALANG, Dydod Building, Jl.Semeru No.31 Kauman, Malang

•    CHORUS ROCK COMPANY, Komp TASBI blok QQ no : 14, Medan email : chorusrc@yahoo.com / endikk89@yahoo.com, Phone : +62 813 702 10 111

•    ROSE SPINE, (1) Jl.Tukad Musi 88f, (2) Jl.Teuku Umar 106b Denpasar, web : www.rosespine-clothing.com, email : rose_spaine@yahoo.com

•    VICIOUS BLOODS, Jl. Toddopuli 5 No. 21 Makassar, 0411 – 441 771, 0856 966 40456
ARTIST ENDORSMENT :
Nasional
•    Ale "Jeruji" Andre
•    Superman Is Dead
•    Saint Loco
•    Rocket Rockers
•    Jolly Jumper
•    Thirteen
•    Killed By Butterfly
•    Cemetery Dance Club
•    Pee Wee Gaskins
•    No Talent
•    Hellbobs
•    Dead Squad

Internasional
•    Silverstein
•    August Burns Red
•    The Almost
•    Sky Eats Airplane
•    Kingdoms
•    Before Their Eyes
•    I Am Commiting A Sin
•    We Shot The Moon
•    Every Avenue
•    Everytime I Die
•    Hope Atlantic
•    Counterparts
•    Texas In July
•    Illuminate The Sky
•    Dead And Divine
•    Mark Luciani
•    The Dream The Chase
•    Jeremy Saffer
•    Miss May I
•    Sleeping With Sirens
•    Jonathan Pignataro
•    Of Mice & Men
•    Bless The Fall
•    Confide
•    Asking Alexandria



Berikut adalah produk dari Peter Says Denim :

-Sticker

-Celana Jeans
 -Jaket
 -Baju
-Gelang
Itu beberapa produk dari Peter Says Denim,masih banyak produk lainnya dengan kualitas sangat sangat bagus dan nyaman untuk dipakai.

Senin, 17 November 2014

Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri



Menteri Ketenagakerjaan
Muhammad Hanif Dhakiri

Hanif Dhakiri didaulat sebagai Menteri Ketenagakerjaan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).
Nama Muhammad Hanif Dhakiri sontak muncul ke permukaan dan digadang-gadang bakal menjadi menteri kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bersama Marwan Jafar dan Mohammad Nasir, Hanif Dhakiri disebut-sebut akan menjadi calon menteri yang mengurusi tenaga kerja dan transmigrasi.
Pria kelahiran Brebes, 1 Maret 53 tahun lalu ini adalah anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia dari daerah pemilihan Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pemalang.
Ia bertugas di Komisi X DPR RI yang mengurusi masalah Pendidikan, Olahraga, Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan. Muhammad Hanif Dhakiri adalah seorang politisi muda Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengabdi untuk partai tersebut sejak tahun 1998.
Hanif merupakan aktivis yang kental dan matang dalam tradisi organisasi Nahdlatul Ulama. di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia pernah menjadi Ketua Komisariat IAIN Salatiga (1991-1992), Ketua PC PMII Salatiga (1994-1995), Anggota Pleno Koordinator Cabang PMII Jawa Tengah (1995-1996) dan Ketua Lembaga Studi dan Advokasi Buruh (LSAB) Pengurus Besar (PB) PMII (1997-2000).
Tahun 2000, Hanif mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PB PMII dalam kongresnya yang ketigabelas di Medan. Nasib baik rupanya belum berpihak padanya, sehingga ia belum berhasil menjadi Ketua Umum PMII.
Dia dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional gerakan Pemuda Partai Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) Periode 2006-2011.
Ia gerbaung ke PKB sejak awal, tahun 1998. Ia salah satu perumus dasar-dasar kepartaian PKB, termasuk menulis AD/ART PKB, naskah deklarasi, platform politik PKB yang dinamainya Garis-garis Besar Perjuangan Partai (GBPP). Ia juga turut mendesain logo PKB yang diilhami warna PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), dan gambar dasar khas NU, yakni bola dunia dan bintang sembilan.
Hanif salah satu lingkaran inti H Matori Abdul Djalil, mantan Ketua Umum PKB dan politisi terkemuka NU saat itu, yang diberi kepercayaan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), saat itu untuk menakhodai kapal besar PKB untuk pertama kalinya.
Hanif pernah studi pendidikan S-2 di Universitas Indonesia dan telah menulis beberapa buku dan artikel, di antaranya Menggagas Fiqh Perburuhan (1999), Paulo Freire, Islam dan Pembebasan (2000), Post-tradisionalisme Islam (2000), Politik Melayani Basis (2001), Menjadi Politisi Manajer (2001), Kiai Kampung dan Demokrasi Lokal (2007), Mengapa Memilih PKB? (2008).
Hanif Dhakiri juga sempat menelurkan album musik berjudul "The Drizzle: Traces of a Broken Heart" yang ditujukan untuk merayakan pesta demokrasi Pemilu 2014. Album berisi 11 lagu ini dimaksudkan untuk mengajak kalangan muda agar tidak golput. "Musik ini diharapkan bisa mengajak pemilih pemula tidak lagi anti partai, dan tidak selalu menganggap Parpol (partai politik) itu kotor," kata Hanif.
"Politik itu indah, fun dan menarik, jika politik itu kotor musik bisa membasuhnya biar bersih," ujar Sekretaris Fraksi PKB ini.

Biofile : 
 
Nama Lengkap: Muhammad Hanif Dhakiri
Tempat/tanggal lahir: Brebes, Jawa Tengah, 1 Maret 1961

Riwayat Organisasi:
- Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB periode 2005-2010
- Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Gerakan Pemuda PKB (DKN Garda Bangsa) Periode 2006-2011
- Anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PKB
- Anggota Komisi X DPR RI yang mengurusi masalah Pendidikan, Olahraga, Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan.

Menulis beberapa buku dan artikel, di antaranya:
- Menggagas Fiqh Perburuhan (1999)
- Paulo Freire, Islam dan Pembebasan (2000)
- Post-tradisionalisme Islam (2000)
- Politik Melayani Basis (2001)
- Menjadi Politisi Manajer (2001)
- Kiai Kampung dan Demokrasi Lokal (2007)
- Mengapa Memilih PKB? (2008)

PENDIDIKAN:
Umum:
- Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ( 1988 )
- Madrasah Aliyah Al-Muayyad Surakarta ( 1991 )
- Akademi Politik Kebangsaan (Akpolbang) DPP PKB ( 2006 )
- Akademi Politik Kebangsaan (Akpolbang) DPP PKB ( 2006 )
- IAIN Walisongo Salatiga ( 1996 )
Khusus :
- Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII Cabang Salatiga ( 1992 )
- Pelatihan Kader Lanjut (PKL) PMII Koorcab Jawa Tengah ( 1994 )

PERJALANAN KARIER:
Pekerjaan:
- Konsultan FNS Indonesia ( 1997 - 2002 )
- Direktur Eksekutif ISIS Jakarta ( 1999 - 2002 )
- Program Officer NDI Indonesia ( 2000 - 2005 )
- Staf Khusus Menakertrans ( 2006 - 2007 )

Legislatif:
- DPR dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ( 2009 - 2014 )

KEGIATAN LAIN :
- Ketua DPP PKB
- Pemimpin Redaksi majalah Mahasiswa Dinamika IAIN Walisongo Salatiga ( 1994 )
- Ketua PMII Cabang Salatiga ( 1995 - 1996 )
- Koordinator Pleno PMII Jawa Tengah ( 1995 - 1996 )
- Pendiri Dewan Daerah WALI Jawa Tengah ( 1997 )
- Ketua Lembaga Studi Advokasi Buruh PB PMII ( 1997 - 2000 )
- Studi Komparataif Parlemen dan Politik Lokal, FNS, di Jerman ( 1999 )
- Pendiri Komite Anti Diskriminasi Indonesia (KADI), Jakarta ( 1999 )
- Studi Komparatif Sistem Politik, International Republican Institute (IRI), Amerika Serikat ( 2000 )
- Peserta Young Leader Workshop, Korea Selatan ( 2001 )
- Pendiri dan Anggota Komite Eksekutif Monopoli Watch ( 2002 )
- Studi Komparatif Council of Asian Liberals dan Democrats (CALD), Bangkok, Thailand ( 2005 )
- Wakil Sekjend DPP PKB ( 2005 - 2010 )
- Wakil Ketua Umum DKN Garda Bangsa ( 2006 - 2011 )


KELUARGA :
- Ma'rifah (isteri)
- Anak : 3 orang


Pendapat dan Harapan :
Pendapat saya bagi bapak Hanif Dhakiri,mungkin dengan ia mengeluarkan  album musik berjudul "The  Drizzle: Traces of a Broken Heart" karena beliau ingin mengubah cara pandang kalangan muda agar tidak golput dan tidak selalu menganggap Parpol (partai politik) itu kotor,
Politik itu indah, fun dan menarik, jika politik itu kotor musik bisa membasuhnya biar bersih.
Harapan saya untuk bapak menteri yang baru agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar sebagai Menteri Ketenagakerjaan. Semoga masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW) bisa mendapatkan solusi yang terbaik bagi rakyat Indonesia. Selamat bekerja bapak Menteri!! 

Kamis, 06 November 2014

Pengantar Bisnis Analisis STP dari Prospek Usaha Bisnis yang Diinginkan


Tugas 3 
Pengantar Bisnis Analisis STP dari Prospek Usaha Bisnis yang Diinginkan


Keinginan mencoba peluang bisnis  Herdianto Sport

    
Sebelum nulis mending kita saling say hello dulu deh ya. Hay guys,kali ini saya akan memposting keinginan saya untuk membuka usaha peralatan olahraga. Sudah menjadi keinginan saya sejak SMA untuk membuka usaha peralatan olahraga,namun sampai sekarang keinginan saya belum juga tercapai dikarenakan belum cukup modal. Namun bukan berarti saya patah semangat untuk mengumpulkan modal,setiap bulan nya slalu saya sisihkan sedikit uang jajan saya sejak masa SMA. Ya sekarang sih Alhamdulillah sudah mulai terkumpul dikit demi sedikit.

Analisa produk : Herdianto Sport
Toko khusus yang menawarkan perlengkapan olahraga. Selain menyediakan perlengkapan Herdianto Sport  juga menyediakan accesoris olahraga seperti gelang yang biasa dikenakan oleh atlet tenis,atlet badminton,pemain sepakbola & futsal,dan masih banyak lagi. Tujuan didirikan nya Herdianto Sport ialah karena saya ingin masyarakat bahkan anak-anak kecil menyukai olahraga dan menjadi aktivitas tetap mereka di sela-sela waktu mereka. Mungkin dengan mereka memakai accesoris ketika berolahraga menjadikan mereka lebih pede dan lebih semangat dalam berolahraga.
Segmentasi  :
Dalam hal ini Herdianto Sport  akan mensegmentasikan pakaian,accesoris dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk berolahraga. Khusus nya untuk para atlet-atlet yang membutuhkan perlengkapan yang menunjang karier dalam dunia olahraga. Herdianto sport  akan beroperasi di wilayah sport center khusus nya di wilayah elite perkotaan.  
Targeting      :
Herdianto Sport ini, khususnya untuk para atlet-atlet pemuda  ini menciptakan poduk yang diutamakan mengikuti trendy dijaman modern ini. Model pakaian serta perlengkapan-perlengkapan olahraga yang diproduk sesuai umur dan kalangan di masyarakat.
Positioning :
Dari penjelasan produk, Herdianto Sport  ini membantu fashion masyarakat ketika sedang berolahraga. Dengan berbagai macam model pakaian,accesoris dan perlengkapan ini menjadikan masyarakat lebih pede dan mempunyai semangat lebih untuk berolahraga. Dengan slogan “I Love Sport cause I Love My Self”  ini saya keluarkan agar masyarakat bisa lebih sering berolahraga.